Jumat, 23 November 2012

laporan praktikum BTT Pisang


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Tumbuhan spermatophyte adalah tumbuhan yang penggolongannya memiliki biji dan berkembang biak secara generative. Ada beberapa ciri tumbuhan spermatophyte yang bisa kita amati seperti tubuh terdiri atas daun, batang, dan akar sejati, daun berfungsi untuk membuat makanan, batang ada yang didalam tanah, ada juga yang diatas tanah, menghasilkan bunga sejati sebagai alat perkembangan generative dan berkembang biak dengan biji.
Tumbuhan spermatophyte dapat digolongkan menjadi dua divisi, berdasarkan letak bijinya :
Tumbuhan berbiji terbuka
Tumbuhan yang memiliki biji terbuka mempunyai ciri-ciri berdaun sempit dan kaku kecuali melinjo yang berdaun lebar, berakar tunggang, bercabang dan berkayu batangnya, biji telanjang Nampak dari luar karena tidak terbungkus daun bunga, mengalami pembubuhan tunggal.
Tumbuhan berbiji tertutup
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri mempunyai bunga yang sesungguhnya (lengkap), daun pipih dan lebar, bakal biji tidak Nampak karena terlindungi oleh daun buah atau putiknya, mengalami pembuahan ganda, berdasarkan keeping bijinya digolongkan menjadi dua, yakni tumbuhan berkeping satu (monocotyledoneae) dan tumbuhan berkeping ganda (dycotyledoneae).
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi. Diperkirakan hingga sekarang terdapat sekitar 250.000 spesies Angiospermae.
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba. Di antara Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau berumah dua.
Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu Anthophyta. Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil).
Monocotyledonae (Monokotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok.
Dicotyledonae (Dikotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.

1.2.       Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengenal Spermatophyta.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.    Tinjauan Umum Tanaman
Dalam pertanian, tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi.
Menurut kelompok produknya, tanaman biasa dibedakan menjadi:
·         Serealia, tanaman "biji-bijian"
·         Kacang-kacangan
·         Tanaman buah, penghasil buah-buahan
·         Tanaman sayuran, penghasil sayur-sayuran
·         Tanaman industri, penghasil bahan baku industri (pewarna, karet, dan sebagainya)
·         Tanaman rempah, penghasil rempah-rempah
·         Tanaman umbi-umbian, penghasil umbi yang dapat dimakan
·         Tanaman serat
·         Tanaman obat-obatan
·         Tanaman penghasil minyak

2.1.1. Pisang (Musa paradisiaca)

Musa paradisiacaIndonesia : pisang
Inggris     : banana
Jepang      : banana

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Commelinidae
                         Ordo: Zingiberales
                             Famili:
Musaceae (suku pisang-pisangan)
                                 Genus:
Musa
                                     Spesies: Musa paradisiacal
Pisang yang tergolong tanaman buah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Tumbuhan ini berdasarkan klasifikasi ilmiahnya tergolong dalam keluarga besar Musaceae.
.
                     
2.1.1.1. Klasifikasi tumbuhan
Tanaman pisang diklasifikasikan dalam divisi spermatophyta, sub divisi angiospermae, kelas monocotyledonae, bangsa zingberales, suku musaceae, marga musa, dan jenis Musa paradisiaca.
2.1.1.2. Morfologi tumbuhan
Tinggi tanaman pisang (dewasa) berkisar antara 2 – 8 m (tergantung jenisnya), dengan daun-daun yang panjangnya ada yang mencapai 3,5 m. Setiap batang (sebenarnya merupakan batang semu/pseudostem) tanaman pisang akan menghasilkan satu tandan buah pisang, sebelum dia mati dan digantikan oleh batang pisang baru. Bagian dasar/bonggol pohon pisang berupa rhizoma, yang dapat hidup hingga 15 tahun atau bahkan lebih. Sedangkan untuk satu tandan pisang sendiri terdiri atas 5 – 20 sisir, yang masing-masing sisir terdiri lebih dari 20 buah pisang. Berat satu tandan pisang bisa mencapai 30 – 50 kg. Sedangkan berat satu buah pisang rata-rata adalah 125 gr.

2.1.1.2.  Kandungan kimia
Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa buah pisang mengandung gizi yang sangat baik. Di dalam buahnya terdapat energi yang cukup tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang khususnya besi hampir seluruhnya (100%) dapat diserap tubuh. Pisang juga mengandung provitamin A, yaitu betakaroten sebesar 45 mg per 100 gr berat kering. Pisang juga mengandung vitamin C, B kompleks (tiamin, riboflavin, niasin) dan B6 (piridoxin) serta serotonin yang aktif sebagai neuro transmitter dalam kelancaran fungsi otak. Juga terdapat kandungan lemak, karbohidrat, air, sukrosa, zat putih telur, zat tepung, dll. Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram (bila dibandingkan dengan apel yang nilainya 54 kal/100 gram, maka nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi). Kandungan energi pisang ini merupakan energi instan yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.
Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indeks glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme.
2.1.1.3.Penelitian Manfaat pisang
 Pisang disamping sebagai pencuci mulut juga berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Berdasarkan kandungan energi dalam buah pisang (sebagaimana disebutkan di atas) maka pisang direkomendasikan oleh para ahli herbal untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti: pendarahan rahim, sariawan usus, ambeien, cacar air, telinga dan tenggorokan bengkak, disentri, amandel, kanker perut, sakit kuning, pendarahan usus besar, diare, dll.
Jika dikonsumsi secara rutin, pisang dapat membantu menyembuhkan sakit maag. Daging buah pisang dapat melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat berfungsi sebagai anti radang. Pisang juga dapat mengobati tekanan darah tinggi, karena pisang mengandung potassium yang tinggi yang berguna bagi orang yang harus melakukan diet rendah garam. Pisang juga dapat mengurangi tingkat depresi, membantu fungsi syaraf karena kandungan vitamin B6, yang diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah dan antibody untuk melawan berbagai penyakit dan membantu fungsi system syaraf. Bagi ibu hamil yang sering mual di pagi hari, tidak ada salahnya untuk mencoba memakan pisang sebagai camilan. Kandungan gula alami yang tinggi dapat mempertahankan kadar gula yang tetap dalam darah sehingga mengurangi rasa mual.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.    Waktu dan Tempat
     Adapun kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 11 April 2011, dan bertempat di lokasi sekitar kampus STAIN Palangkaraya.
3.2.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah berupa seperangkat alat tulis sebagai alat, seperti buku gambar, pensil dan penghapus, serta penggaris. Adapun alat tulis tersebut digunakan untuk menggambar tanaman yang diamati.
Sedangkan sebagai bahan pada praktikum ini mengambil pohon pisang (Musa paradisiacal) sebagai obyek pengamatan.

3.3.    Cara Kerja
Sebelum memulai pengamatan, pertama-tama menyiapkan terlebih dahulu seperangkat alat tulis seperti buku gambar, pensil dan penghapus, serta penggaris. Kemudian mencari tanaman yang ingin diamati disekitar lingkungan kampus dan menggambarnya dibuku gambar. Selain menggambar pohon pinang secara keseluruhan, juga menggambar secara rinci bagian daun, batang, dan akar dari pohaon pinang tersebut.
3.4.    Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan ini, yang diamati adalah struktur tubuh tumbuhan pada pohon pisang yang meliputi daun, batang, akar dan buah. Pisang memiliki akar serabut yang mana akarnya merupakan akar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang dengan akar cabang berbentuk serupa benang-benang.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.    Hasil Pengamatan





                                                                                                          
4.2.    Pembahasan
4.2.1.Daun (Folium)
Pada daun pisang (Musa paradisiacal) mempunyai daun tunggal berbentuk lancet memanjang dan mudah koyak oleh hembusan angin yang keras karena tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun. Ukuran 1.5 – 3 x 0.3-0.8 meter. Mempunyai tepi daun rata (integer), ujung daun romping (truncatus), pangkal daun tumpul (obtusus), daging daun seperti perkamen (perkamentus), tulang daun menyirip (pennivernis), permukaan bagian atas licin (laevis) dan bagian bawahnya berlapis lilin (pruinosus), berwarna hijau pada permukaan atas dan berwarna hijau keputihan pada bagian bawahnya. Musa paradisiaca mempunyai tata letak daun tersebar (folia sparsa), mempunyai daun penumpu yang berjejal rapat dan tersusun spiral. Daun pelindung merah tua, berlilin, mudah rontok, panjang 10-25 cm.
Adapun fungsi dari daun adalah untuk:
1.      Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa gas (CO2)
2.      Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3.      Penguapan air (transpirasi)
4.      Pernapasan (respirasi)
Daun pada tanaman pisang adalah termasuk kedalam jenis daun lengakap.  dan daun majemuk (folium compositum). Mempunyai upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles),  dan helaian daun.  Bentuk daun pisang ini memanjang, mimiliki tulang daun, helaian daun, dan  warna daunnya hijau.
Pucuk daun pisang (Musa paradisiacal) ini berbentuk runcing (Acutus) dengan posisi lurus ke atas, seperti tombak. Warna pucuk daun pisang tersebut agak muda bila dibandingkan dengan warna daun pisang yang sudah tua. Biasanya bila pucuk daun tersebut bila sudah membuka sedikit yang bentuknya seperti corong, yang mana di dalam daun tersebut sering terdapat kelalawar yang bersarang di dalam pucuk daun tersebut.


4.2.2.      Batang
Pada batang pohon pisang (Musa paradisiacal) ini sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang, sedangkan yang terlihat adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari upih daun yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak. Tinggi batang semu ini berkisar antara 3.5-7.5 meter, tergantung jenisnya. Batang berbentuk bulat (teres). Permukaan batang licin (laevis). Arah tumbuh batang tegak lurus dan tidak bercabang. Berdasarkan panjang pendeknya umur, Musa paradisiaca merupakan tumbuhan herba menahun.
Adapun fungsi batang pisang  tersebut antara lain:
1.      Penopang
Fungsi utama batang pisang  adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya. Pengaruh cahaya pada tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.
2.      Pengangkut
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
3.      Penyimpan
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan pisang. Tetapi tidak semua daerah mengomsumsi batang pisang tersebut, hanya sebagian daerah saja yang bisa mengosumsi batang pisang tersebut.
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta tempat kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Tumbuhan biji (monocotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tidak ada perbedaan besarnya.
Pohon pinang mempunyai bentuk batang bulat (teres). Pada permukaan batangnya memperlihatkan bekas-bekas daun (beruas). Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus).

4.2.3.     Akar
Pada akar pisang (Musa paradisiacal) merupakan akar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang dengan akar cabang berbentuk serupa benang-benang. Bekas akar cabang berupa benjolan kecil dengan warna kecoklatan. Permukaan luar akar berwarna coklat kelabu. Potongan akar berbentuk silindris atau berupa potongan membujur. Garis tengah akar 3-6 mm.Akar ini berpangkal pada umbi batang dan bagian terbanyak berada pada bagian bawah tanah. Akar ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm, sedang akar yang ada di bagian samping umbi batang tumbuh ke samping atau mendatar. Dalam perkembangannya akar samping bisa mencapai 4-5 meter.
Adapun fungsi akar pisang tersebut antara lain:
1.      Menyerap air dan zat hara (mineral)
Tumbuhan pisang  memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan akar.
2.      Menunjang berdirinya tumbuhan
Akar pisang yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah. Oleh karena itu, tumbuhan dapat bertahan dari terjangan angin kencang dan hujan deras.














BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap Struktur Tumbuhan pada Pisang (Musa paradisiacal)  adalah sebagai berikut :
-          Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
-          Tanaman pisang mempunyai jenis daun yang termasuk ke dalam daun lengkap, karena mempunyai bagian-bagian daun seperti upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles), dan helaian daun (lamina).
-          Batang semu terbentuk dari upih daun yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak.
-          Akar pisang (Musa paradisiacal) merupakan akar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang dengan akar cabang berbentuk serupa benang-benang yang artinya berakar serabut.













DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/tumbuhan-spermatophyta.html


2 komentar:

  1. Baccarat: Betting Rules and How to Play the Poker
    The most common bets are 1. หาเงินออนไลน์ a bet placed on a person to win and 바카라 사이트 one placed on an individual to be the winner of a game. 2. The most worrione common bets

    BalasHapus
  2. Bet365 Casino NJ Review: Bonus Code for $100 Free
    Play 바카라nbs시스템 at Bet365 Casino 블랙잭바카라양방계산기 With 슬롯커뮤니티 a casino in New 가상화폐란 Jersey, a $100 no deposit bonus is available to all new users. You must make an initial deposit and

    BalasHapus